Air
hujan membasahi tanah hari ini, lebih tepatnya jam 17:45. Aku termenung di dekat
teras depan rumahku, sesekali tanganku merasakan rintikan air itu, dan sesekali
pula mataku tak mampu menahannya. Rindu ini membawa anganku ke masa tentangku
dan dia, masa dimana aku berjuang bersamanya hingga akhirnya aku tak punya
alasan lagi untuk bertahan, bertahan dengan semua rasa ini.
2 Bulan Sebelumnya...
Hari ini aku berjanji akan menjemputnya, ya cinta memang tidak butuh alasan
untuk berkorban. Sekitar jam 4 sore aku berpamitan kepada ibuku, lalu
mengendarai motorku menuju rumahnya, lumaya jauh sih sekitar 2 jam hehehe,
maklum rumahnya diperkotaan sedangkan aku dipelosok desa, dia sudah menungguku,
sungguh aku terlihat bodoh hari ini. Hanya karena cinta aku rela menjemputnya
dengan status yang tidak jelas. Hanya karena aku percaya bahwa dia sangat
menyayangiku aku sebagai lelaki rela menjemputnya. Melihatnya tersenyum
membuatku menepis semua fikiran aneh dan konyol itu.
“Mau ke mana nih?”
tanyaku menghampirinya
“Ke mana aja, ya udah yuk”
Dia mengangguk, kemudian aku menstarter motor perlahan. Aku tersenyum
mendengarnya bicara banyak hal, hanya rasa nyaman yang kudapat tetapi dapat
menumbuhkan banyak rasa untuknya.
“Ini mau ke mana?” ucapnya sedikit berteriak
“Terserah kamu saja” balasku mendekati telinganya
“Bagaimana kalau kemall aja?”
“Boleh”
Dia masih tetap banyak
bicara, tentangnya, tentang kita. iya kita yang dulunya pernah menjadi sepasang
kekasih, semuanya berakhir karena ketidak jujuran, bukan hal pada umumnya, memang
seharusnya dari awal masalah ini diceritakan sehingga hubungan konyol ini tidak
akan pernah terjadi
Tiba tiba hujan turun
perlahan membuyarkan semua lamunan tentangku bersamanya, dulu. Aku
memberhentikan motor maticku di depan sebuah toko yang cukup untuk berteduh.
“Sebaiknya kita pulang saja ya tidak usah ke mall nya ” ucap M
“Maksudnya pulang sekarang? kamu mau hujan hujanan?” tanyaku
“Ya emang kenapa”
“Kita tunggu hujannya reda dulu aja”
Ucapanku mengakhiri pembicaraan itu, semuanya hening seketika, hanya ada suara
rintikan hujan yang semakin lama semakin kencang.
M terlihat gelisah,
Maklum jam sudah menunjukan 11 malam, dan besok pagi di kerja... sebenarnya
sama sihh akupun demikian, sepertinya dia tidak sabar untuk segera pulang lalu
mengganti pakaiannya yang sedikit basah itu tetapi membuatnya sangat menggigil.
Tak henti hentinya dia meniup tangannya, mungkin untuk membuat badannya terasa
sedikit hangat. Sedangkan aku, apa yang bisa kulakukan untuknya?
“Sudah, tidak apa apa
kita hujan hujanan saja” ucapnya
“Yakin?”
Dia tersenyum meyakinkanku, lalu aku menstarter motor ku, sesekali dia
menggigil lagi tetapi ya sudahlah dia cukup tau aku menyayanginya meskipun aku
tidak bisa menghangatkannya.
“Kamu tau tidak kenapa
hari ini hujan?” tanyaku
“Kenapa?”
“Ya artinya kita nggak boleh keluar”
“Ihh.. kan kamu yang ngajakin”
“Iya iya, hujan turun itu menandakan kalau kita juga harus punya cerita bersama
hujan dan dia menjebak kita supaya kita punya banyak waktu untuk bersama”
“Ohh” balasku dengan tersenyum
“Hanya ohh, aku tau kamu menyayangiku”
“Memang iya”
“Lalu kenapa kita tidak seperti dulu?”
“Bukankah aku sudah mengatakannya”
“Iya aku menyayangimu dan akan selalu menemanimu”
“Sudahlah, hentikan, ”
“Seharusnya kamu membawa jaket M, kalau begini mau bagaimana? kelemahanmu kan
terkena air hujan, malah meyakinkanku untuk hujan hujanan. Seharusnya aku tidak
menurutimu tadi M, kalau kamu sampai sakit bagaimana? besok kamu juga harus kerja
kan? aduh bagaimana ini M” ucapku dengan cerewetnya
“Sudahlah aku tidak papa” ucapnya dengan tertawa, dan suaranya sedikit hangat
di telingaku.
“Kamu menertawaiku ?”
“Bukan begitu, tetapi suara cemprengmu sungguh membuatku rindu. Sudahlah aku
berjanji akan baik baik saja selama bersamamu”
Mungkin hanya itu yang
kuingat secara jelas, lalu semuanya menghilang, ada seseorang yang membuat M
tidak seperti M yang pertama kukenal dan mulai hari ini aku berhenti dengan
semua tentang dirinya. Rasa rindu pasti ada tetapi itu juga tak akan membawanya
kembali, dan dia juga terlihat baik baik saja tanpaku.
Terima Kasih lagi yang
kedua kalinya M
x
x